Eksotisme Candi Pringapus
Obyek wisata lain di
Kabupaten Temanggung yang menarik dikunjungi adalah Candi Pringapus.
Sebagaimana candi-candi lainnya, Candi Pringapus tidak hanya menawarkan wisata
arkeologi, tetapi juga wisata sejarah, wisata budaya dan wisata pendidikan.
Sesuai dengan namanya, candi ini terletak di Desa Pringapus Kecamatan Ngadirejo sekitar 22 Km dari arah barat lauta Kota Temanggung. Umurnya sudah cukup tua, yang diperkirakan dibangun pada tahun 850 dan rampung dua tahun kemudian.
Arca-arcanya bercorak Hindu Siwaistis. Jika dicermati, bentuk bangunanya merupakan replika Mahameru yang menjadi lambang tempat tinggal para dewata. Hal ini bisa dibuktikan dari adanya hiasan antefiq dan relief hapsara-hapsari yang menggambarkan makhluk setengah dewa.
Sesuai dengan namanya, candi ini terletak di Desa Pringapus Kecamatan Ngadirejo sekitar 22 Km dari arah barat lauta Kota Temanggung. Umurnya sudah cukup tua, yang diperkirakan dibangun pada tahun 850 dan rampung dua tahun kemudian.
Arca-arcanya bercorak Hindu Siwaistis. Jika dicermati, bentuk bangunanya merupakan replika Mahameru yang menjadi lambang tempat tinggal para dewata. Hal ini bisa dibuktikan dari adanya hiasan antefiq dan relief hapsara-hapsari yang menggambarkan makhluk setengah dewa.
Sejarah :
Kapan Candi Pringapus
dibangun? Ada yang menyebutkan tahun 850, 852 bahkan ada juga yang
memperkirakan tahun 900 atau sesudahnya. Menurut seorang arkeolog, Djulianto
Susanto (Menentukan Pertanggalan Candi; 2003), sampai kini belum ada kesimpulan
yang pasti mengenai kapan suatu candi mulai dibangun atau didirikan. Dari
berbagai data arkeologi, tidak satu pun yang menyiratkan informasi suatu tarikh
secara akurat.
Karena itu, ertanggalan yang diberikan para arkeolog selalu diimbuhi kata-kata “kemungkinan (besar” atau “ diperkirakan didirikan pada abad kesekian pada masa kerajaan anu”. Bukan “didirikan pada tahun sekian oleh raja anu”.
Arkeolog Belanda EB Vogler pernah melakukan penelitian terhadap hiasan kala makara diatas pintu candid an sejarah politik kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah. Hasilnya dipetakan menjadi lima periode pertanggalan yaitu :
a. Periode I, yaitu masa sebelum tahun 650. Ia memperkirakan, ketika itu sudah ada bangunan ang terbuat dari bahan-bahan yang mudah rusak dan lapuk sehingga tanda-tanda arsitekturalnya tidak tersisa lagi.
b. Periode II (650-760), yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Sanjaya dari Kerajaan Mataram Hindu. Gaya bangunan dipengaruhi oleh arsitektur Pallawa yang berasal dari India Selatan. Bangunan-bangunan candi dari periode ini pun sudah rusak, dan tidak mudah teridentifikasi.
c. Periode III (760-812), pada masa Dinasti Syailendra. COntoh bangunannya adalah Candi Borobudur, Pawon, Mendut, Kalasan dan sari.
d. Periode IV (8120\-928), Pengaruh asing terutama gaya Chandiman (India) mulai memperkaya unsure-unsur candi. Contohnya antara lain Prambanan, sariwanm Plaosan dan Ngawen.
e. Periode V, yang berlangsung tahun 928 hingga akhir masa Hindu-Jawa. Bangunannya merupakan perkembangan dari gaya-gaya sebelumnya. Bangunan dari periode ini mulai diperkaya dengan unsur-unsur kesenian Jawa Timur, terutama bentuk kala. Contoh bangunannya antara lain Candi Pringapus, Sembodro, Ratna dan Srikandi
Karena itu, ertanggalan yang diberikan para arkeolog selalu diimbuhi kata-kata “kemungkinan (besar” atau “ diperkirakan didirikan pada abad kesekian pada masa kerajaan anu”. Bukan “didirikan pada tahun sekian oleh raja anu”.
Arkeolog Belanda EB Vogler pernah melakukan penelitian terhadap hiasan kala makara diatas pintu candid an sejarah politik kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah. Hasilnya dipetakan menjadi lima periode pertanggalan yaitu :
a. Periode I, yaitu masa sebelum tahun 650. Ia memperkirakan, ketika itu sudah ada bangunan ang terbuat dari bahan-bahan yang mudah rusak dan lapuk sehingga tanda-tanda arsitekturalnya tidak tersisa lagi.
b. Periode II (650-760), yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Sanjaya dari Kerajaan Mataram Hindu. Gaya bangunan dipengaruhi oleh arsitektur Pallawa yang berasal dari India Selatan. Bangunan-bangunan candi dari periode ini pun sudah rusak, dan tidak mudah teridentifikasi.
c. Periode III (760-812), pada masa Dinasti Syailendra. COntoh bangunannya adalah Candi Borobudur, Pawon, Mendut, Kalasan dan sari.
d. Periode IV (8120\-928), Pengaruh asing terutama gaya Chandiman (India) mulai memperkaya unsure-unsur candi. Contohnya antara lain Prambanan, sariwanm Plaosan dan Ngawen.
e. Periode V, yang berlangsung tahun 928 hingga akhir masa Hindu-Jawa. Bangunannya merupakan perkembangan dari gaya-gaya sebelumnya. Bangunan dari periode ini mulai diperkaya dengan unsur-unsur kesenian Jawa Timur, terutama bentuk kala. Contoh bangunannya antara lain Candi Pringapus, Sembodro, Ratna dan Srikandi
Keunikan :
Sebagaimana
candi-candi di Dieng dan Gedongsongo, seluruh bagian depan dinding Candi
Pringapus dalam kondisi tertutup.Bagaimana yang terbuka hanya dinding sebelah
barat, berfungsi sebagai pintu keluar masuk. Bentuknya menyerupai altar dan
terlihat gagah. Di sisi kiri dan kanan pintu terdapat relief nan indah,
menggambarkan sepasang dewa dari kahyangan.Di bagian dalam, pengunjung
bisa melihat nandi berukuran besar, yang menjadi sandaran Dewa Siwa. Tinggi
Nandi melebihi tinggi pintu, sehingga diperkirakan dibuat terlebih dahulu
sebelum proses pembangunan pintu..Berbeda dengan Candi Gondosuli yang sudah tidak
terlihat bentuknya Candi Pringapus relief masih utuh.Karakteristiknya
yang unik membuat banyak wisatawan asing datang ke sini, terutama dari Belanda,
Belgia dan AS. Saat liburan, tempat ini ramai dikunjungi wisatawan dari
berbagai daerah termasuk anak-anak sekolah.Candi Pringapus pertama kali
disebut Junghuhn dalam daftar reruntuhan candi-candi Jawa, yang didasarkan pada
gambar Hoepermans. Setelah itu, gambar diperbarui oleh Brandes,Van Erp (1909)
dan Knebel (1911).Situs ini juga terkait dengan Candi Perot yang ada di
dekatnya (sekitar 300 meter), yang runtuh akibat badai besar tahun 1907 (kini hanya
terlihat pondasi saja). Empat tahun sebelumnya, sejumlah arkeolog asing
melakukan studi terhadap Candi Perot dan menyusun gambarnya.
Opini,Kritik dan Saran :
Candi Pringapus memiliki keistimewaan dengan keindahan bangunan namun juga dari segi filosofi dan sejarahnya.Kunjungilah Candi Pringapus agar dapat menambah edukasi tentang sejarah dan seni budaya daerah.
Saran yang ingin saya sampaikan adalah
1.Jagalah etika saat berkunjung ke Candi pringapus karena sejatinya adalah tempat ibadah.
2.Lestarikan dan kembangkan warisan potensi budaya Candi Pringapus sebagai peninggalan sejarah yang tak ternilai harganya.Selain menambah penghasilan untuk masyarakat sekitar Candi Pringapus juga aset pariwisata daerah penambah APBD.
3.Upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjaga dan melestarikan Candi Pringapus dari segi kepariwisataan,arkeologi dan ilmu pengetahuan
4.Menjaga kebersihan dan pembenahan fasilitas area candi harus ditingkatkan.
Sumber Referensi :
http://laman.temanggungkab.go.id/info/detail/53/506/pariwisata.html
Komentar
Posting Komentar